Perbedaan Bawang Merah Brebes Dan Nganjuk – Nganjuk, Jurnal Jatim – Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur merupakan sentra bawang merah dengan penghasil bawang merah terbesar kedua di Indonesia setelah Kabupaten Brabis, Jawa Tengah.
“Kabupaten Nganjuk dikenal juga dengan nama pasar Brambang (bawang merah) sudah terkenal di luar Pulau Jawa,” kata Koordinator Pasar Sukomoro, Agus Mardianto, Rabu (4/1/2023).
Perbedaan Bawang Merah Brebes Dan Nganjuk
Agus mengatakan kehadiran Pasar Shalat di Kabupaten Nganjuk menjadi magnet dan daya tarik yang besar bagi para pembeli dan penjual Shalat dari luar kota, bahkan luar Jawa, untuk datang ke Nganjuk.
Pdf) Kajian Sosial Ekonomi Usahatani Bawang Merah Di Madura
“Penjualan tidak hanya di Kabupaten Nganjuk, ada juga yang menjangkau ke luar kota, seperti Tulungagung, Bozonegoro, Demak, Kudus, Sirebon, Kalimantan dan Palembang. DKI Jakarta menjadi tujuan mereka (pedagang) paling banyak berjualan,” kata Agus.
Agus Mardianto menambahkan, bawang merah di pasar Brambang Sukomoro Nganjuk banyak diminati pembeli dari luar daerah karena dikenal berproduksi dengan baik dengan kadar air yang rendah.
“Produk brambang sukomoro terkenal dengan kadar air yang rendah, dan memiliki ciri khas warna merah yang berbeda dengan yang lain. Kalau dari daerah lain, kalau disangrai ya mimps, rasanya brambang (nganjuk) kita itu enak. renyah,” katanya.
Selain itu, Pasar Brambang Sukomoro Nganjuk juga dikenal sebagai pasar bawang merah terbesar. Dengan kapasitas jual beli mencapai 20-25 ton per hari saat panen bawang merah.
Sang Pelancong: Perbedaan Bawang Merah Brebes Dan Sumenep
Agus berharap Brambang Kota Nganjuk dan Pasar Brambang Sukomoro Nganjuk dapat menjadi ikon utama di daerah setempat. Rombongan Shalt Istimewa dari Kabupaten Solok bernama SS Sakato, Jab Jorong Pakan Sabtu, Nagri Sungai Nanam, Kecamatan Lemba Gumanti, Kabupaten Solo, Senin (15/2). Revo Septi Andries
– Kabupaten Solok ditetapkan menjadi salah satu lokasi prioritas pengembang villa di Indonesia, selain beberapa daerah di Pulau Jawa.
Di antara semua daerah di kawasan itu, Lemba Gumanti Upazila yang terletak di pinggiran Barisan menjadi sentra produksi sallow. Berbekal tanah subur, bawang merah nasional tumbuh.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Solok tahun 2019, Kecamatan Lemba Gumanti memiliki lahan pertanian dangkal seluas 9.223 hektare (ha) dengan luas 5.999 hektare. Pusat Studi Hortikultura Tropis (PKHT) Institut Pertanian Bogor (IPB) telah meneliti, menyeleksi dan memanfaatkan bawang merah lokal di Kabupaten Solok sebagai salah satu prioritas penelitian nasional.
Mengenal Bawang Merah Unggul Solok Yang Butuh Sentuhan Teknologi
Beberapa kali hasil penelitian menemukan bahwa kabupaten tersebut memiliki jenis bawang merah unggulan yang kemudian diberi nama Bawang Merah Solok Sumber Sakato atau disingkat Bawang Merah SS Sakato. Senin (15/2) lalu, benih sumber dipanen di Jorong Pakan Sabtu, Nagri Sungai Nanam oleh penggiat benih Kelompok Tani Pawah Sapakek.
Ketua PKHT IPB Dr. Bersama Awang Maharaj, banyak pakar seperti Dr. Harry Harty, dr. Kusuma Dharma dan Dr. Andang Gunawan mengatakan, trah SS Sakato sudah dikenal di tingkat nasional. Bahkan, sekarang menjadi prioritas penelitian nasional karena diakui sebagai varietas yang berpotensi baik.
“Program nasional ada dua. Pertama di Nganjuk, dan kedua di Kabupaten Solok. Jadi di Indonesia hanya dua. Kabupaten Solok patut berbangga. Solots salah satu yang terbaik,” ujarnya.
Awang mengatakan, karena sudah dikenal secara nasional, petani atau penangkar benih berharap bisa melakukan segala persiapan yang diperlukan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas dan kuantitas hasil panen.
Perluasan Tanam Bawang Merah Solusi Mendongkrak Pasokan
“Kita harus siap, karena sudah diketahui, maka barangnya harus ada. Jangan dibiarkan karena bisa menimbulkan masalah”, ujarnya lagi.
Ia mengatakan Kabupaten Solok berpeluang untuk membantu sebagai penyeimbang produksi bawang merah di Indonesia. Hal ini dikarenakan Brabs merupakan sentra bawang merah, permasalahan dapat terjadi bilamana dapat mengganggu pemenuhan kebutuhan bawang merah nasional.
“Brebes merupakan sentra bawang merah. Kalau ada masalah bukan tidak mungkin. Jadi Kabupaten Solok juga diharapkan menjadi sentra produksi bawang merah sehingga bisa tersebar sentra produksi nasional,” ujarnya lagi.
Melihat produksi bawang merah di Lembah Gumanti, menurut Awang bisa menjadi salah satu produksi bawang merah terbaik di Indonesia.
Beritaku: Agen Bawang Raup Untung Hingga Rp 500 Juta
“Potensinya luar biasa. Kami melakukan seleksi, pemuliaan dan sebagainya, kami menemukan varietas SS Sacato yang sangat bagus dibanding bawang merah di banyak tempat lain. Bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan kalau bisa Indonesia, katanya lagi.
Dari sekian banyak daerah yang dikunjunginya, Awang mengaku hanya Kabupaten Solok yang memiliki panen tertinggi. “Alhamdulillah kami berhasil panen, karena di banyak tempat seperti Demak dan Nganjuk tidak bisa panen,” ulangnya.
Sementara itu, SP Dr. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok. MM mengatakan Solok saat ini merupakan daerah produksi bawang merah terbesar di Sumatera. Berkembang menjadi 12.000 hektar pada tahun 2020 dari luas perkebunan 5.000 hektar pada tahun 2016 dan menghasilkan 300 ton bawang merah per hari.
Pakar Nutrisi Tanaman PKHT Indang Gunawan mengatakan, diharapkan penggunaan pupuk tidak berlebihan selama penanaman abu, tujuannya untuk menjaga kualitas tanah.
Jual Bibit Umbi Bawang Merah Brebes Terbaru
“Mubazir, kalau pakai satu jenis pupuk saja. Merknya beda tapi jenisnya sama, jangan karena tidak perlu. Bahkan mungkin produktivitasnya akan lebih rendah. Yang penting pupuk dan kapurnya, Tapi untuk lebih yakin kita punya profil tanahnya harus dicek lagi,” kata Andang.
Andang mengatakan, untuk menjaga kesehatan tanah perlu diperhatikan penggunaan pupuk dan informasi tentang kondisi tanah.
Sementara itu, Presiden Gabungan Kelompok Kisan (Gapoktan) SS Sakato Indravardi mengatakan produksi pulsa SS Sakato telah banyak memberikan manfaat bagi petani.
“Terutama karena keunggulannya. Bawang bombay berukuran besar dan warnanya menarik. Kalau dibawa ke luar kota (perjalanan jauh) tidak mudah busuk. Dan yang penting kalau laku banyak yang beli, ” dia berkata.
Promo, Segera Wa 0838 3868 2926, Bawang Merah Brebes By Pusatbawanggorengdapurrasabrebes
“SS Sakato dianggap ‘ekstrim’ dalam hal cuaca dan penyakit,” kata Indravardi. Hal itu terbukti saat benih SS Sacato dicoba ditanam di Aceh.
“Masyarakat Aceh bercerita. Saat cuaca ekstrem, banyak spesies lain yang berakar. Sedangkan SS Sakato kondisinya normal,” ulangnya.
Namun, dia berharap teknologi itu bisa menekan biaya produksi dan mencegah gagal panen akibat kemungkinan musim kemarau panjang.
“Kami berharap ada teknologi yang membantu kami menggunakan pestisida. Karena biayanya sangat tinggi. Selain itu, sekarang kering, tanahnya kering. Kami memiliki sungai sekitar 500 meter di bawah tanah, tetapi kami tidak memilikinya. Alat untuk menangkapnya,” katanya lagi.
Kementan Ajak Semua Pihak Jaga Stabilitas Harga Bawang Merah
Mus Mulyadi, Kepala Bidang Konservasi dan Penanaman Benih Dinas Pertanian Kabupaten Solok, mengatakan benih SS Sakato sudah tersertifikasi dan berlabel. Sehingga bisa dijual di luar daerah.
“Kemungkinan kami bisa menjual bibit terutama untuk peternak dan sudah dikenal di luar Sumbar. Saat ini sudah ada delapan peternak,” ujarnya.
Untuk melindungi napi SS Sakato, katanya lagi, kompi mutlak diperlukan. Saat ini sudah ada label biru atau nomor empat yang bisa dibagikan sebagai benih. Kemudian terdapat label ungu, label kuning dan label putih sebagai sumber benih (tertinggi), menandakan bahwa benih tersebut merupakan benih asli dan murni dari Kabupaten Solok.
“Untuk menjaga sertifikasi dan label diawasi oleh Badan Pemantauan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Horticutura Sumbar,” pungkasnya. (*) Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran utama di Indonesia. Tumbuhan ini juga menjadi salah satu bahan utama dalam pembuatan masakan daerah. Walaupun sekilas terlihat sama, ternyata banyak jenis bawang merah yang berbeda antara lain pada ukuran, bentuk, aroma bawangnya. Mari kita lihat jenis-jenis bawang merah yang ada di Indonesia berikut ini.
Sop Budidaya Bawang Merah Umbi Dikonversi
Bawang Merah Brabes Bima merupakan varietas lokal Bawang Merah Brabes yang dilepas pada tahun 1984. Jenis bawang merah ini cocok ditanam di dataran rendah, dan memiliki ciri-ciri antara lain tinggi kisaran 25-44 cm, jumlah anakan antara 7 12 per tandan, bentuk daun silindris dan berongga, serta umur panen mencapai 60 hari.
Setelah spesies lokal Brebes, ada varietas kuning yang dilepas pada tahun 2001. Varietas bawang merah ini cocok ditanam pada musim kemarau dataran rendah hingga dataran menengah. Ciri-ciri bawang merah ini adalah tinggi rata-rata 35,3 cm, jumlah anakan 7-12 per tandan dan daun berbentuk silinder dan berwarna hijau kuning.
Berasal dari sipanas lokal, Maja sipanas merupakan selada yang dilepasliarkan pada tahun 1984. Spesies ini cocok ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Sayurfriends bisa mengenalinya dari tingginya yang berkisar antara 24,3 hingga 43,7 cm, jumlah anakan 6-12 per rumpun, dan daun berbentuk silinder berongga berwarna hijau tua.
Persilangan antara bawang merah Maja sipnas dan bawang merah menghasilkan bawang merah jenis baru yang disebut Kramat 1. Varietas ini cocok ditanam di dataran rendah dan iklim agak kering. Ciri-cirinya tinggi 27-49,6 cm, jumlah anakan 6-9 per tandan, dan daun berwarna hijau tua.
Bawang Merah Lokal Medium Campur @ 500 Gram Fresh Kering Bawang Merah Brebes Bawang Merah Probolinggo Segar Langsung Lahan Petani Bawang Merah Premium Berlind
Persilangan varietas Maja Sipanas dengan bawang merah juga menghasilkan varietas Kramat-2. Spesies ini cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau, pada ketinggian kurang dari 800 meter di atas permukaan laut. Spesies ini dapat dikenali dari tingginya berkisar antara 25-49 cm, jumlah anakan 5-8 per rumpun dan daun berbentuk silinder seperti pipa berwarna hijau tua.
Mentes bawang merah merupakan persilangan antara B 3117 dan B 3115. Jenis ini cocok ditanam di dataran rendah pada ketinggian 6-85 meter di atas permukaan laut. Ciri-ciri bawang merah varietas ini adalah tingginya sekitar 42,07 cm, jumlah anakan 8-12 umbi per tandan, daunnya bulat dengan warna hijau muda.
Pancasona merupakan varietas bawang merah yang dilepas pada tahun 2011, hasil persilangan antara B2275 dan B4127. Bawang Merah Pancasona cocok ditanam di dataran rendah pada ketinggian 6-85 mdpl. Hal ini ditandai dengan tinggi sekitar 41,13 cm, 3-7 anakan per tandan dan daun hijau bulat.